![]() |
Performance Paduan Suara Gelora Bahana Patria |
Meluas hingga Klaten, Sragen, Munthilan. Secara alamiah kemudian tampil pelatih-pelatih antara lain Th. Suharso, RB Sunarno, Theo Adipranata, Sukamto, Sihardi, L. Sugiharto, Titik Mulowati, Priyo Dwiarso dengan repertoire dari Bahana Patria. Terbentuk sekitar 20 unit paduan suara di pelosok kampung dan pada bulan Juli 1965 paduan suara gabungan pemuda berjumlah 1000 anggota menyanyikan lagu perjuangan di muka Gedung Agung Yogyakarta. Bulan Agustus selepas pentas di depan Presiden Sukarno dengan lagu Pemimpin Besar Revolusi, beliau berkenan memberikan hadiah sebuah piano merk August Forster dan pakaian seragam jas dan kebaya untuk pentas yang diserahkan di Istana Bogor. Pada awal Juli 1964 ps GP mengadakan pentas diikuti oleh 75 anggotanya di Wonosari dan Purwokerto.
Pada tahun 1966 pasca peristiwa G-30-S PKI kegiatan paduan suara Gelora Patria tidak lagi terdengar hingga reuni tahun 1990 di Jakarta. Sedang paduan suara B.P. dikelola oleh POLADAYA (Pusat Olah Budaya) GMNI Komisariat Yogyakarta pimpinan drs Yudhastowo Mangunsarkoro dan Sunarto Hm. Poladaya masih teguh membawa semangat perjuangan B.P. dan meningkatkan performance dalam bentuk �Langen Gita� mengkritisi kebijakan pemerintah. Langen Gita dikemas dalam gaya oratorium perpaduan antara paduan suara, orasi puisi, teater, tari, kethoprak. Poladaya bermitra dengan Angkatan Laut Perwakilan Yogyakarta mengadakan pentas Putra Sang Fajar di Yogyakarta, Semarang, Solo dan Istora Jakarta.
Pada tahun 1990 diadakan reuni akbar PS BP dan PS GP di Jakarta diikuti 165 anggota dan melakukan penggabungan organisasi baru dengan nama Paduan Suara GELORA BAHANA PATRIA (PS GBP) berdomisili di Yogyakarta dan Jakarta. Dalam reuni akbar disepakati membentuk Yayasan GBP diperkuat dengan Akta Notariat.
Namun dalam perkembangannya ternyata terjadi selisih paham yang tajam hingga terbelah dua kubu. Sehubungan dengan terbitnya UU no. 18 tahun 2004 tentang Yayasan, maka mereka yang tidak memperbarui dianggap telah likuidasi. Beberapa anggota lama (original members) sepakat ps GBP harus kembali kepada semangat juang 1964. Pentas dalam rangka reuni di Jakarta diselenggarakan di Gedung Kesenian Pasar Baru, Ancol, TMII. Sedang pentas ps GBP di Yogyakarta dilaksanakan di Auditorium RRI Gejayan. Bpk N. Simanungkalit yang kemudian dinobatkan sebagai Bapak Paduan Suara Nasional. Kini perkembangan musik di tanah air banyak mengarah kepada segi entertainment, komersiil, sehingga lagu-lagu paduan suara tidak lagi berkembang.
Festival paduan suara tingkat nasional dan daerah tidak lagi diselenggarakan dengan teratur. Hal tersebut banyak terkait dengan menipisnya wawasan kebangsaan dalam jiwa masyarakat dan pejabat pemerintahan. PS GBP sepakat menjadikan PS GBP sebagai Badan Perjuangan guna membina wawasan kebangsaan melalui syiar lagu-lagu perjuangan dan lagu cinta tanah air. Guna mempertahankan kithoh dan semangat GBP tahun 1964, seyogyanya GBP tetap mempertahankan sifat amatir para anggotanya agar tidak goyah oleh segala kepentingan yang merugikan. Para alumni anggota GBP antara lain Jend. Tyasno Sudarto (eks Ketua Gelora Patria 1966, mantan KSAD), Ir Sumahadi MBA (eks Ketua Bahana Patria, mantan Menhutbun), drs Samodra (eks Dubes USA).
Jumlah anggota GBP Yogyakarta 45 orang dimana terdapat 5 anggota mantan juara Bintang Radio Televisi. Sedang GBP Jakarta mempunyai 25 orang anggota antara lain terdapat 3 orang mantan juara BRTV.
Baca Juga: Tren Gamis Terbaru. dan Parfum Pemikat!
Tags: Musik, Suara, Seni, Tarik Suara.